fbpx

Kepercayaan adalah modal utama seorang pekerja IT

Jakarta sebentar lagi akan mengadakan pemilukada. 2 calon yang lolos dalam putaran kedua berjuang untuk mendapatkan kepercayaan rakyat. Dalam konteks dunia IT, saya tidak terlalu memusingkan siapa yang akan jadi pemenang karena pada dasarnya yang akan menang adalah dia yang paling banyak mendapatkan kepercayaan dari warga Jakarta.

Sebagai seorang pekerja IT, apapun pekerjaan yang sedang kita tekuni sekarang, entah staff IT, Manager IT, Direktur IT maupun pekerja lepas IT, kepercayaan juga sebetulnya modal utama kita. Banyak sekali pekerja IT yang tidak menyadari hal ini sehingga mereka sehari-hari lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar dan memperdalam skill IT sehingga melupakan atau menggangap remeh arti sebuah kepercayaan orang terhadap kita.

Fakta yang terjadi di dunia pekerjaan, dunia kemasyarakatan maupun lingkungan sehari-hari, kepercayaan menjadi modal utama seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Tidak peduli profesi apapun yang mereka tekuni. Orang yang dapat dipercaya mendapatkan tempat-tempat yang terbaik di hati orang-orang yang ada dalam lingkungan pergaulannya. Orang yang dapat dipercaya, otomatis menjadi orang yang menerima banyak sekali keuntungan baik secara materi maupun non-materi.

Kepercayaan adalah modal utama seorang pekerja IT. Ketika seorang pekerja IT bekerja dan menghasilkan sesuatu yang berasal dari kemampuan dia, entah itu kemampuan membuat aplikasi, merumuskan masalah, menyelesaikan masalah-masalah seputar dunia IT, maka orang tersebut harusnya melakukan semua itu atas dasar melayani kebutuhan orang lain dan bukan karena kebanggaan, kehebatan, dan kemampuan dia yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Disinilah banyak sekali pekerja IT yang gagal diterima di dunia pekerjaan, komunitas kemasyarakatan, dan lingkungan pergaulan lainnya karena mereka seolah-olah menempatkan diri mereka lebih baik dari orang lain. Mengganggap bahwa kemampuan IT mereka luar biasa dan sangat sulit berbagi dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh orang-orang yang awam dalam dunia IT.

Sifat-sifat ke-ego-an yang seperti ini seharusnya dihilangkan dalam diri seorang pekerja IT. Bagaimanapun juga pekerja IT adalah bagian dari sebuah eko-sistem kehidupan kemasyarakatan yang saling bergantung satu sama lain. Kita tidak bisa hidup di alam maya dan lupa bahwa kita juga membutuhkan orang lain.

Tidak hanya sampai disitu, berbicara dalam level yang lebih luas, misalnya dalam dunia bisnis. Berapa kali kita melihat banyak terjadi bentrok kepentingan antara pekerja IT dengan managemen perusahaan? apakah mereka lebih benar dari pendapat kita? kenapa budget IT sulit sekali direalisasikan untuk kepentingan perusahaan? Sederhana saja sebetulnya. Apakah kita melihat masalah sama seperti management melihat masalah yang sama?

Banyak pekerja IT kantoran yang tidak dapat dipercaya oleh management perusahaan karena tindak tanduk kita yang tidak mau bekerja sama dan belajar saling memahami. Coba saja sedari awal, kita berusaha sebisa mungkin untuk berkomunikasi dengan baik dengan semua departemen. Kita memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya atas semua kebutuhan mereka. Berlaku tidak arogan, sopan dan memahami kebutuhan mereka. Cara kita menangani masalah printer yang kertasnya macet saja, sudah bisa mengesankan bagaimana cara kita memperlakukan mereka. Ketika kita berlaku arogan, maka hilanglah semua kepercayaan mereka kepada kita. Ketika kita kehilangan kepercayaan mereka, maka hilanglah semua kesempatan kita untuk mendapatkan semua yang kita butuhkan.

Kepercayaan itu harga yang sangat mahal. Kita harus dapat memastikan bahwa aplikasi yang kita buat, pekerjaan yang kita lakukan, pelayanan yang kita berikan adalah ‘service’ terbaik yang membuat mereka percaya dan senang bekerja sama dengan kita. Yakin sajalah, ketika nama baik kita bagus dihadapan management, rekan kerja, bahkan customer-customer kita maka, itu hanya kesempatan pertama yang akan terbuka dan akan masih banyak lagi kesempatan berikutnya yang akan kita dapatkan.

Jika anda tidak percaya mengenai hal ini, silahkan amati semua bisnis IT yang ada saat ini. Facebook, Google, Microsoft, Amazon, Linked-In, Oracle bahkan perusahaan semacam detikcom, kompas, vivanews, dan apapun. Mereka semua adalah perusahaan-perusahaan IT yang mengedepankan service terbaik untuk mendapatkan kepercayaan customer. Dan ketika mereka mendapatkan kepercayaan customer, maka bisnis mereka akan tumbuh besar, dan kesempatan-kesempatan baru pada akhirnya terbuka untuk mereka. Sekali kepercayaan itu hilang, maka hilang juga semua kesempatan mereka.

Jadi, mulai dari saat ini, pahamilah bahwa ada dua tugas utama kita dalam dunia IT. Belajar sebaiknya-baiknya segala hal tehnis menyangkut pekerjaan kita. Kode yang lebih baik, algoritma yang lebih terstruktur, aksesibilitas yang lebih cepat, interface yang lebih mudah digunakan, fitur yang lengkap, setelah semuanya itu jangan lupa belajar bersikap yang lebih baik terhadap orang lain, hormati rekan sekerja anda, perlakukan orang lain dengan cara-cara yang sopan, hargai pendapat atasan anda, dengar dan cermati masalah-masalah yang terjadi pada client-client anda, dsb.

Jika anda sudah memulainya, maka tidak membutuhkan waktu yang lama bagi anda pekerja IT untuk melihat semua usaha dan kerja keras anda membuahkan hasil yang bahkan tidak terpikirkan oleh anda.

Have a nice day!!!…

10 thoughts on “Kepercayaan adalah modal utama seorang pekerja IT

  1. Setelah saya membaca artikel ini , saya sempat memikirkan apa yang terjadi pada diri saya , izinkan saya menceritakan sejenak mengenai diri saya ๐Ÿ™‚

    dulu waktu kuliah semester 5 saya magang disebuah PTS swasta, kemudian setelah magang selesai saya ditawari menjadi karyawan kontrak , sayapun menerimanya itung – itung menambah penghasilan .

    waktu itu staf It sebelumnya sudah mau keluar dan dia cuma 3 hari memberikan training mengenai pekerjaan yang sering dilakukannya disini seperti memperbaiki komputer, printer, merekap absensi .

    Kemudian setelah dia keluar dan bekerja diluar kota, masalah demi masalah muncul , terutama permasalahan jaringan dan server yang muncul , dimana sangat sulit untuk mengatasi permasalahan – permasalahan ini karena sebelumnya saya tidak tahu topologi jaringan ini , kabel dari mana – kemana, switch dari mana – kemana, sehingga 3 bulan saya habiskan dengan kesulitan belajar sendiri jalur ini , dan saya dianggap oleh atasan tidak kompeten ๐Ÿ™ , saya sudah mencoba menghubungi staf it terdahulu tersebut untuk meminta bantuan, tapi tidak ada balasan . akhirnya semuanya harus saya pelajari sendiri, bahkan saya harus mereset ulang router dan mensettingnya sendiri .

    Dengan gaji yang dibawah standar ๐Ÿ™ , bahkan lebih rendah dari cleaning service ( saya tahu karena saya secara tidak sengaja membuka file keuangan gaji karyawan waktu memperbaiki komputer keuangan ) dan saya hanya dipekerjakan sendiri ( saya sempat meminta rekan tapi tidak diberi ) , sehingga akhirnya saya kewalahan dan kuliah saya terbengkalai .

    Dalam hati saya sakit sekali akan perlakukan ini, sehingga saya kira sifat saya persis seperti yang anda tuliskan diatas karena dari pengalaman ini .

    Saya tidak ingin menjadi seperti ini, tapi mau bagaimana lagi, pengalaman yang membuat saya menjadi arogan tidak mau diatur . Bagaimana menurut anda mengenai sifat saya ini ?

    • kalau diingat-ingat saya juga (dulu) mungkin orang yang melakukan hal yang sama. Tapi saya kini bukan tipe orang yang menyesali masa lalu. Buat saya semua kejadian masa lalu, seburuk apapun adalah pembelajaran berharga untuk berlaku adil saat ini. Saat ini saya gembira karena semua kesusahan (baca: penindasan) yang dulu, sekarang berubah menjadi pengalaman berharga dan bermanfaat di kantor yang baru…

  2. Saya sangat setuju dengan tulisan om peter, kalau pengusaha cocok baca baca begini.

    dengan ini bisa di satukan. sejago apapun marketing kalau kepercayaan di buang buang makan bakalan lari semua customer nya

  3. Nice article,,
    Bukan hanya keegoan kita yg menghilangkan kepercayaan, tapi dari ego orang lain juga. Saat mereka merasa benar dan kita koreksi dengan memberikan kebenaran yang sebenar-benarnya menurut (misal) aturan perusahaan, tapi bereka bersikeras bahwa kita yang salah, jika kita tidak pintar untuk memberikan penjelasan yang jelas, disitulah titik yang akan menghilangkan kepercayaan mereka terhadap kita.

    Jujur, masa itu sedang saya alami, sulit memang menghadapinya, sementara saya sendiri tidak mau memperpanjang masalah dengan menyelesaikannya di meja pimpinan, karna saya rasa perbedaan pendapat antar individu tidak harus di bawa ke atas.

    Celakanya, ada rekan baru saya yang (entah terlalu pinter atau memang tidak mengerti aturan sebenarnya) yang malah membenarkan aturan yang berbelok dari aturan sebenarnya yang telah di sepakati sebelumnya oleh banyak pihak.

    Dan saya…. diam saja, karena saya tidak pintar untuk memberikan penjelasan yang jelas.

    Intinya mungkin, kepercayaan akan tetap ada jika kita mampu terus membangun dan mempertahankannya. karna sejatinya manusia akan memiliki (sedikit) rasa percaya terhadap orang lain, bahkan saat pertama kali kenal.

  4. Saya punya kenalan yang hidup dan berkarya dengan motivasi penghasil , dana ada juga yang berkarya dengan motivasi kebanggaan. Imbas nya setiap hari saya rasakan betapa ingin saya menghindari kedua orang tersebut. Ketika kegagalan demi kegagalan terjadi, saya juga gagal untuk tidak berinteraksi dengan mereka.

    Percaya atau tidak dalam lingkungan kemsyarakat yang mereka jalani, kantor, rumah, dan lingkungan lainya, mereka tetap teguh pada karakternya dan anehnya eko-sistem mereka menerimanya. mayoritas akibat kebutuhan baik individu maupun komunitas terhadap manfaat yang bisa mereka berikan. Saya bagian dari populasi sampling, jadi yang rasakan pastilah mewakili sejumlah sampling lainya, perasaan saya adalah jika tidak terpaksa saya tidak akan bekerjasama, akan tetapi itu tidak menghentikan saya dari tetap bekerja sama, seperti yang saya sampakan, kebutuhan akan manfaat yang bisa mereka berikan sangat besar.
    Ini bukan counter terhadap sikpa Profesional IT yang oom peter tulisakan, tetapi mungkin fenomena kasus yang mungkin sering terjadi.,

    • nggak masalah om aqge.. saya tau memang ada orang-orang ‘menyebalkan’ yang pada akhirnya diterima juga karena terpaksa dan nggak ada pilihan. Saya sih nggak memungkiri hal itu, tapi saya selalu tau bahwa orang-orang kayak gini punya konsekwensi cepat atau lambat, kelak mereka akan kena batunya.

      Ketika saat itu tiba, semua uneg2an dari orang yang membencinya akan keluar.. Semua pengorbanan, kerja keras bertahun-tahun hilang hanya karena hujan sehari.. Saya nggak mau ambil resiko itu…

Leave a Comment