Siapa bilang tidak ada masa depan buat seorang programmer? Justru sebaliknya, ada masa depan yang indah dan menjanjikan tersedia untuk seorang programmer. Apa buktinya? Silahkan cek di forbes (www.forbes.com/billionaires/list/) berapa banyak pebisnis terkaya di dunia yang memiliki latar belakang programmer dan dunia IT. Dan silahkan cek di CNN daftar Fortune 500 (money.cnn.com/magazines/fortune/fortune500/2011/full_list) berapa banyak perusahaan terbesar di dunia yang memiliki jaringan bisnis berkaitan dengan IT.
Persoalan sebenarnya kenapa banyak programmer di dunia, secara khusus di Indonesia gagal, karena mereka memiliki persepsi yang salah mengenai bagaimana menjalankan profesi ini menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan dan memberikan jaminan masa depan yang baik. Saya akan menjelaskan kalimat ini dengan membeberkan daftar kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh programmer yang menekuni profesi ini.
1. Dianggap terus-menerus belajar. Kalau pertanyaan yang sama ini ditanyakan kepada orang yang memiliki profesi diluar programmer, apakah mereka untuk menjadi sukses tidak perlu terus belajar? Tidak ada satu orangpun dari latar belakang non-programmer yang akan berkata tidak. Kenyataannya, semua profesi di dunia ini menuntut semua orang kalau ingin sukses harus terus belajar dan belajar, hanya saja konsep pemahaman belajar terus di kalangan programmer ini, ditanggapi dengan cara yang salah. Dimana letak kesalahannya? Banyak programmer yang terjebak dalam proses belajar hanya fokus di hal-hal tehnikal, code, script, SQL Statement yang lebih canggih, secure, dan untuk keren-kerenan semata. Padahal seni belajar programming yang terbaik adalah memahami semua aspek di bisnis ini baik tehnis maupun non-tehnis. Berikut ini segelintir hal-hal yang mestinya dipelajari oleh seorang programmer sejati. Negosiasi, personal-relationship, team-work, dan yang terpenting trustworthy (kepercayaaan).
Percayakah anda bahwa saat ini tidak ada satupun perusahaan di dunia ini yang dapat bertumbuh dengan cepat tanpa bantuan IT? Semua programmer saya yakin setuju bahwa IT kini dibutuhkan oleh setiap perusahaan. Pertanyaan selanjutnya, kalau begitu kenapa masih banyak perusahaan yang ragu menggunakan IT sebagai penunjang bagi perusahaan mereka? Dan mengapa begitu sulit bagi programmer untuk menawarkan solusi IT bagi perusahaan-perusahaan itu?
Jawabannya berasal dari si programmer itu sendiri. Fakta berbicara, ada banyak programmer yang tidak bisa dipercaya dan dipertahankan karena memiliki kebiasaan buruk dan lari dari tanggung jawab atau mengerjakan pekerjaan mereka separoh-separoh, money-oriented, dsb. Tentu ada alasan buat customer mengapa mereka mengejar-ngejar programmer, karena software itu pada satu titik tertentu telah menjadi core system dari sebuah perusahaan. Ketika core-system itu mandek karena alasan bug dan kesalahan programming, seluruh sistem perusahaan itu menjadi lumpuh. Ini yang dijadikan alasan kenapa perusahaan begitu menguber-uber si programmer. Kenyataan yang terjadi di dunia bisnis saat, banyak programmer yang kabur dan meninggalkan jejak yang sulit dilacak.
Ini tentu menimbulkan trauma yang dalam di banyak perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan tenaga IT. Tidak usah jauh-jauh, hal yang sama ini terjadi di perusahaan tempat saya bekerja. Dan kini, saya dituntut untuk membangun kembali kepercayaan kepada terhadap orang IT. Membuat aplikasi untuk mereka, dan menjamin sepenuhnya bahwa aplikasi ini akan terus berjalan, dan komitmen saya terhadap company ini tidak berubah.
Berpikir 24 Jam Non Stop. Setiap profesi menuntut profesionalisme yang tinggi. Tidak ada satupun pekerja profesional yang berhenti berpikir dan menganalisasi hasil pekerjaannya. Hi Programmer, Don’t be stupid and Don’t be Idealistist!!.. Jika memang kita mengalami masalah, sesungguhnya kode itu selalu bisa diakali. Selalu ada cara lain untuk mengatasi masalah meskipun cara itu tidak terlalu efisien. Customer, apalagi customer non-IT sama sekali tidak pernah memusingkan bahasa programming apa yang kita gunakan, secanggih apa IDE yang kita gunakan, bahkan mungkin tidak pusing sama sekali keamanan code kita. Yang ada di benak mereka adalah input-nya seperti ini, diproses seperti ini, dan hasilnya diharapkan jadi seperti ini.
Programmer selalu berpikir mereka dijadikan budak. Ini pendapat yang sangat-sangat salah. Banyak programmer hanya pintar di kode, bahkan terlalu idealist dengan semua fitur-fitur yang disediakan tapi tidak pintar dalam menegosiasikan Scope of Work dan bekerja fase by fase. Padahal, dalam implementasi sebuah software, step ini amat krusial diawal pengerjaan proyek. Step ini wajib dilakukan sebelum menulis kode “<?php” yang pertama.
Saya pikir alangkah baiknya saya menceritakan pengalaman pribadi saya mengenai hal ini. Setiap kali bertemu calon customer, saya belajar (Ini adalah pelajaran non-tehnis yang pertama kali saya pelajari ), ilmu Marketing. Dalam presentasi ke customer, saya cenderung hiperbola dengan menjelaskan semua fitur yang bisa dilakukan oleh software aplikasi yang akan saya buat. Ini semata-mata hanya untuk membuat dia berpikir bahwa software ini akan mempemudah pekerjaan mereka dan pada akhirnya setuju. Begitu deal, step zero yang saya lakukan adalah mengikat customer dengan Down Payment. Masih di step zero, saya buatkan perjanjian kerja yang berisi Scope of Work, dimana perjanjian ini berisi waktu pengerjaan, dan fitur-fitur yang saya akan buatkan.
Harap diingat, tidak semua fitur yang saya jelaskan di presentasi awal seluruhnya akan dikerjakan. Mirip iklan mobil, yang ditampilkan adalah mobil dengan fitur terbaik dan terlengkap tapi dalam praktek penjualannya, dibagi dalam kelas-kelas standard hingga yang terlengkap. Isi dari perjanjian kerja sama Software hanyalah fitur standard dengan tujuan akhir aplikasi ini berfungsi seperti harapan mereka diluar fitur-fitur tambahan. Perjanjian ini penting untuk ditandatangani dan dijadikan acuan dalam pengerjaan proyek. Maka dari sini, kita sudah bisa mulai menulis code.
Seiring berjalannya waktu, customer mulai memahami cara kerja aplikasi dan mulai merasakan manfaatnya. Disinilah titik krusial terjadi, dimana customer mulai cerewet dan mulai meminta fitur-fitur lainnya. Maka Scope of Work, “come into effect”. Saya tentu tidak mau mengerjakan fitur yang tidak disepakati dalam Scope of Work. Posisi saya jelas. Saya dan customer memiliki kepentingan yang berbeda, tapi level tanggung jawab yang sama, tujuan yang sama dan kedudukan yang sama. Tidak ada alasan bagi mereka untuk menjadikan saya budak. Ketika software itu selesai, maka fitur-fitur tambahan ini akan menjadi pekerjaan tambahan dengan negosiasi harga tambahan. Sampai di titik ini, case closed.
Bayaran Sedikit. Pernah berpikir hukum ekonomi dimana persediaan berlimpah, harga turun? Hal yang sama juga menimpa programmer. Membuat web-aplikasi saat ini, semudah orang membuat tusuk gigi. Ada puluhan tools yang serba otomatis, tinggal klak-klik ini itu dan websitepun jadilah. Tapi taukah anda bahwa dari ratusan tools yang gratis maupun bayar yang ada di luar sana, tidak ada satupun yang mengurusi implementasi untuk otomatisasi konsultasi? Tentu saja tidak ada karena konsultasi itu urusan non-tehnis yang tidak dapat dicodekan dan di-wizard-kan. Software boleh sama, aplikasi boleh open-source, tapi konsultasi tidak akan pernah gratis dan tidak akan pernah MURAH.
Pahami ini baik-baik para programmer,software jangan pernah dijadikan produk sama seperti orang yang membuka lapak di pasar Senen. Software harus dijadikan Jasa (service). Maka, jual semua aplikasi software anda dalam bentuk service. Taukah anda apa yang terjadi ketika software itu dijadikan dijual dalam bentuk produk? Sederhana saja, sama seperti produk-produk non-software lainnya, ketika produk itu sudah kuno, tidak bermanfaat atau bahkan rusak, jalan satu-satunya adalah dibuang dan diganti dengan produk baru yang masih bagus dan berfungsi. Jika customer kecewa dengan produk itu maka produk itu digantikan dengan yang lain. Dalam perspektif bisnis, itu artinya anda kehilangan customer dan hal ini jelas-jelas sangat merugikan.
Namun, apa yang terjadi ketika software yang kita buat itu dijual dalam bentuk jasa? Itu berarti kita sedang berusaha menawarkan solusi terbaik dan habis-habisan buat customer. Anda membuat customer gembira dengan pelayanan kita. Tidak perlu promosi dan pasang billboard besar-besaran, karena promosi yang sifatnya mulut ke mulut itu jauh lebih efektif daripada iklan apapun. Pelayanan kita yang baik dengan sendirinya akan merembet ke customer baru lainnya. Kepuasan customer menjadi segala-galanya. Kembali ke pertanyaan, apakah benar programmer dibayar sedikit? Kalau dijual jadi produk iya, tapi kalau dijual jadi service, hmmm.. penghasilan tanpa batas.
Kesimpulan. Jangang pernah anda ragukan kemampuan anda dalam membuat software. Pekerjaan ini memang menuntut anda memiliki keahlian tehnis dan non-tehnis secara bersamaan. Profesi programmer juga menuntut anda berpikir kritis bahkan mungkin lebih kritis dibanding profesi lain. Tapi, apa mau dikata, Ini adalah dunia kita. Dunia dimana kita bekerja dan mengerjakan sesuatu yang kita cintai. Tidaklah mengherankan, jika kita mengerjakan pekerjaan yang kita cintai, uang tidak selalu menjadi tujuan akhir. Ada kesenangan yang teramat dalam, ketika aplikasi yang kita buat digunakan oleh orang lain. Ada keindahan yang tiada bandingnya, ketika melihat aplikasi yang kita bangun bermanfaat untuk orang lain. Dan ada kebanggaan tersendiri, ketika aplikasi yang kita buat ternyata membuat orang lain ikut bahagia.
Perubahan mindset ini memang tidak gampang, karena kebanyakan programmer itu terlalu idealist dalam segala hal. Saya sudah menemukan banyak sekali programmer dengan model seperti ini pada akhirnya menyerah hanya karena masalah-masalah sepele, persoalan belajar tiada henti, bayaran kurang, dsb. Seandainya saja setiap programmer itu berpikir praktikal dan taktis, saya berani jamin semua hal-hal di atas dapat diatasi dengan mudah. Happy coding and enjoy your real life.
Wah hebat semangat jadi programmer, kalau aku ngoding pas lagi stuck udah langsung males
jadi inspirasi bang
Utk jadi programer indonesia jaman sekarang usahakan pragmatis saja ,bagian riset serahin aja ke barat ,mungkin 20 mendatang dunia programer akan sangat2 mudah.. karna riset pakar pakar arahnya kesana,kita hanya menjadi 4 party programer bukan 3 party lagi
Keren sekalih artikelnya semoga niat saya jadi progremer dapat tercapai….
thanks gan ., sangat membantu , dan menginspirasi postinganya….
Nice.. Terapan yg praktis.
adakah yang mau mengajarkan atau memperkenalkan dunia programer dari awal?
karena saya ingin mencoba dunia programer,tapi saya masih gaptek..
terima kasih
Thanx’s banget om, ane juga dulu pernah berfikir bahwa gaji yg pertama say terima kecil sekali dan saya dijadikan budak, tapi setelah saya baca artikel ente, insya allah ane semangat lagi dan mau ubah mindset ane…
Terima Kasih Banyak om atas artikel yg ente bagikan ini 😀
Thank You
Makasih om, saya sangat termotivasi dan mengubah mindset saya.
maksih motifasinya gan ,saya baru memasuki duina programmer di kelas 2 SMP ini hehe mengikuti jejak ayah saya , yang tadinya hampir putus asa karna kode-kode yang saya masukan selalu salah sekarang saya kembali termotifasi , terimakasihh..
bagus banget tulisannya pak 🙂
Mantap pak tulisannya, saya tunggu tulisan selanjutnya ya pak..
Thanks om sharingnya
bagus
Mantap sekali Pak tulisan Bapak, semoga para programmer di tanah air pada baca tulisan bapak.
Makasih
Banyak sekarang programmer yang beralih ke tester, jaringan dll. Mngkn kalau membaca tulisan ini akan mikir dua kali..
Reblogged this on pakdh33tebuireng's Blog.
Benar benar bermanfaat artikelnya gan… Negosiasi dan membangun kepercayaan itu memang sangat sulit…
sebenarnya yang “mungkin” menjadi mayoritas permasalannya ialah, nilai sosial di sini yang masih kurang.
Saya bersyukur jadi programmer karena bisa mendapat banyak teman dan relasi dari kegiatan – kegiatan lomba, seminar dan komunitas. Itu lebih bernilai daripada uang. 🙂
Sangat setuju. Tapi ada yang mungkin lupa di sampaikan, sebuah program yang kita buat harus sesuai dengan penggunaan si customer. Jadi erat kaitan nya dengan database apa yang digunakan, dan bahasa pemrograman apa yang digunakan. Setiap bahasa pemrograman dan database di ciptakan oleh si pembuat dengan tujuan yang berbeda, di sinilah kurang nya pemahaman newbie dalam konsep membikin program, Hajar saja yang penting Software selesai.
boleh juga mas,
tapi bagaimana dengan “sistem” perusahaan yang sudah ada sebelumnya,
misalnya Programer yang harus bisa semuanya bahasa pemograman, jaringan , instalasi server termasuk benerin mesin photo copy, terus misalnya Perusahaan minta dibuatkan Applikasi yang kompleks , tapi mereka hanya meng-hire 1 orang Programmer untuk mengerjakannya, dll,
apa Programmer masih Pekerjaan paling menyenangkan di dunia..?
Kerja itu mestinya dibawa happy.. Kalau memang passionnya gak ingin mengerjakan hal2 itu (diluar tugas utama programming), carilah perusahaan lain. Satu hal aja yg perlu saya kasi tau, sesungguhnya tdk ada satupun profesi di dunia ini yang tdk ada hal2 tdk menyenangkan itu. Mungkin bukan benerin foto copy, tp hal lainnya yg sama menyebalkan.. Pilihannya kembali ke kita, mau menikmati atau hidup yg selalu tdk ideal…
noted sir! 🙂
memotifasi saya untuk belajar lebih ,:)
good noted pa 🙂
terima kasih Om motivasinya…
kata yang saya sukai Om…
Tidaklah mengherankan, jika kita mengerjakan pekerjaan yang kita cintai, uang tidak selalu menjadi tujuan akhir. Ada kesenangan yang teramat dalam, ketika aplikasi yang kita buat digunakan oleh orang lain. Ada keindahan yang tiada bandingnya, ketika melihat aplikasi yang kita bangun bermanfaat untuk orang lain. Dan ada kebanggaan tersendiri, ketika aplikasi yang kita buat ternyata membuat orang lain ikut bahagia. (ijin copas Om)
Reblogged this on Garridebs.
MNtappp
Nice Article!
Reblogged this on Terus Semangat Belajar.
ane sangat setuju dengan tulisan2 bapak..
makasih pak
tulisannya sangat menginspirasi saya untuk selalu semangat sebagai programmer…
Makasih banayk pak
ma’af pak Peter numpang tanya klo siswa smk jurusan RPL(rekayasa perangkat lunak) klo dah lulus nanti bisa bekerja di bidang apa ya?
sangat inspiratif, ternyata banyak sekali yang belum saya pelajari di dunia IT, dulu saya pikir programmer hanya ‘coding everywhere’, tapi ternyata banyak sekali hal-hal yang menarik di dunia IT.
semoga artikel”nya bisa terus menginspirasi
Halo mas, peter jack kambey
saya salah satu member di Facebook PHP INDONESIA.
Selama ini aku sudah melakukan trik seperti agan peter
yaitu software/aplikas gratis tapi kami menjual jasa. Tapi kami mengalami kesulitan utk mempromosikan jasa kita ke perusahaan, selama ini saya hanya fokus ke website website UKM.
Bagaimana caranya kita mempromosikan jasa kita ke Perusahaan – Perusahaan mas Peter ?
mantep tulisannya om
Termotivasi…
Saya kok lbh suka design ya bang. hehehe tp gmn pun jg web designer jg tak lepas dr yg nama nya koding (CSS, HTML) kdg oprek PHP jg.
aku mulai tau dari beberapa obrolan kemaren tentang inti dari :
software ini opensource tapi saya hanya menawarkan service 😀
mantap om aku paham
mantap toleh….
semua pekerjaan ada kekurangan dan kelebihan…
setau saya kekurangan job programmer(baik freelance, tetap, atau usaha) hanya 1 yaitu :
” kita bekerja untuk uang, tapi uang tak akan bisa bekerja untuk kita ”
itu saja… 😀
ah.. masak sih bro..
Gimana dengan Bill Gates, Mark Zuckerberg dan 50 daftar orang Kaya dunia yang kebanyakan berasal dari IT?.. apakah mereka masih bekerja untuk uang?.. rasanya nggak.. mereka bangun tidur, duit mereka sudah bertambah setiap hari…
Tp Bill Gates & Mark Zuckenberg dapat pasive income nya kan bukan pada saat mereka jadi programer brow, saat dlu masih programmer ya tetep aja “bekerja untuk uang” ..
Ijin Share ya Pak Peter 🙂
Reblogged this on Arul’s Weblog and commented:
Inspirasiku
Silahkan.. silahkan.. hehehe.. Belom nulis2 lagi eh… lagi kekurangan waktu…
Ijin copas ya pak, artikelnya sangat inspiratif sekali pak
singkat kata aja nih.. “motivasi keren buat orang-orang keren!”
izin kopy untuk di letakkan di blog saya..
silahkan2 saja.. hehehe..
mantap pak…
kawan seperjuangan nih 😛
Reblogged this on I Muhammad Ridwan Sugiharto.
Terima kasih untuk response positif, semua pembaca blog saya.. sampai dengan hari ini, sudah ada ada hit di-atas 300 dan FB reshare juga lumayan banyak… Saya turut bergembira jika tulisan ini dapat menginspirasi saudara sekalian..
Terus terang masih banyak kekurangan cara saya menulis, karena memang belom terbiasa. Yang pasti, seperti programming yang tidak henti untuk belajar, menulis juga tiada henti untuk belajar dan memperbaiki menjadi lebih baik..
Happy Coding and have a nice day…
Bener sekali Pak Peter J. Salut atas tulisannya.. Semoga mindset dari programmer dapat di ubah seperti mindset di atas
Mnatabs… Boleh sy Copy yah artikelnya Mastah 🙂
Tulisanya bagus om 😀
kren bang peter,
nice artikel.
😀
Tulisan yang bagus, pak Peter. 🙂
yang agan ceritakan diatas.. memang benar benar pas gan,, saya baru memasuki dunia programmer ini sekitar 1,5 tahun, say Ijin nyimak pengalaman hidupnya gan.. saya rasa benar benar bermanfaat artikel ini.